Social Icons

Pages

Tampilkan postingan dengan label Artikel Perikanan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Artikel Perikanan. Tampilkan semua postingan

Kamis, 23 Agustus 2012

HAMA DAN PENYAKIT PADA IKAN MAS

BUDIDAYA ikan mas (Cypribus carpio L) di kolam,sawah atau waduk secara intensif sangat menguntungkan.Sebab,penggemar jenis ikan air tawar ini cukup banyak,sehingga peluang pasarnya terbuka lebar.Apalagi budidaya ikan mas tidaklah begitu sulit dilakukan.Namun demikian,ikan mas sangat rentan terhadap serangan sejumlah hama maupun penyakit.Karena itu, kehadiran hama dan penyakit perlu diwaspadai.Beberapa jenis hama dan penyakit yang sering menyerang ikan mas antara lain:

HAMA

· Bebeasan (Notonecta) berbahaya bagi benih karena sengatannya.Untuk mengendalikan jenishama ini dengan cara menuangkan minyak tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter persegi.

· Ucrit (Larva cybister) biasanya menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek. Pengendalian terhadap hama ini,sebenarnya sulitdiberantas,tetapi petani harus menghindari bahan organik menumpuk di sekitar kolam.

· Kodok biasanya memakan telur telur ikan. Untuk mengendalikan hama kodok,petani harus sering membuang telur yang mengapung, menagkap dan membuang hidup-hidup.

· Ular menyerang benih dan ikan kecil. Pengendalian yang dilakukan adalah melakukan penangkapan penangkapan terhadap ular,dan pemagaran kolam.

· Lingsang memakan ikan pada malam hari. Untuk mengendalikan lingsang ini dengan caramemasang jebakan berumpun.

· Burung biasanya memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning.Pengendalian yang dilakukan terhadap burung yakni diberi penghalang bambu agar supaya sulit menerkam,dan diberirumbai-rumbai atau tali penghalang.

· Ikan gabus memangsa ikan kecil pada tahap pendederan ikan mas.Untuk mengendalikan ikan gabus yakni pintu masukan air diberi saringan atau dibuat bak filter.

· Belut dan kepiting termasuk hama yang mengganggu ikan mas sehingga perlu dilakukan penangkapan.

PENYAKIT

· Bintik putih (White spot) menimbulkan gejala gejala sebagai berikut: pada bagian tubuh (kepala, insang, sirip) tampak bintik-bintik putih,pada infeksi berat terlihat jelas lapisan putih, menggosok-gosokkan badannya pada benda yang ada disekitarnya dan berenang sangat lemah serta sering muncul di permukaan air. Untuk mengendalikan penyakit bintik : direndam dalamlarutan Methylene blue 1% (1 gram dalam 100 cc air) larutan ini diambil 2-4cc dicampur 4 liter air selama 24 jam dan Direndam dalam garam dapurNaCl selama 10 menit, dosis 1-3 gram/100 cc air.

· Bengkak insang dan badan ( Myxosporesis)menimbulkan gejala yakni tutup insang selalu terbuka oleh bintik kemerahan dan bagian punggung terjadi pendarahan. Untuk mengendalikannya; pengeringan kolam secara total, ditabur kapur tohon 200 gram/m2, biarkan selama 1-2 minggu.

· Cacing insang, sirip, kulit (Dactypogyrus dangirodactylogyrus).Gejala akibat serangan penyakit ini yakni ikan tampak kurus, sisik kusam, sirip ekor kadang-kadang rontok, ikan menggosok-gosokkan badannya pada benda keras disekitarnya, terjadi pendarahan dan menebal pada insang. Pengendalian yang harus dilakukan petani,adalah direndan dalam larutan formalin 250 gram/m3 selama 15 menit ,dan direndam dalam Methylene blue 3 gram/m3 selama 24 jam dan hindari penebaran ikan yang berlebihan.

· Kutu ikan (argulosis) mengakibatkan benih dan induk menjadi kurus, karena dihisap darahnya. Bagian kulit, sirip dan insang terlihat jelas adanya bercak merah (hemorrtage).Pengendalian yang harus dilakukan ,yakni ikan yang terinfeksi direndan dalam garam dapur 20 gram/liter air selama 15 menit dan direndam larutan PK 10 ppm (10 ml/m3) selama 30 menit,serta dengan pengeringan kolam hingga retak-retak.

· Jamur (Saprolegniasis) biasanya menyerang bagian kepala, tutup insang, sirip dan bagian yang lainnya sehingga mengakibatkan tubuh ikan mas yang diserang tampak seperti kapas. Telur yang terserang jamur, terlihat benang halus seperti kapas.Dalam upaya mengendalikan penyakit jamur ini yakni direndam dalam larutan Malactile green oxalat (MGO) dosis 3 gram/m3 selama 30 menit,dan telur yang terserang direndam dengan MGO 2-3 gram/m3 selama 1 jam.

· Gatal (Trichodiniasis) biasanya menyerang benih ikan mas yang menimbulkan gejala yakni gerakan ikan lamban,dan suka menggosok-gosokan badan pada sisi kolam/aquarium. Adapun upayapengendalian yang harus dilakukan petani yaknirendam selam 15 menit dalam larutan formalin 150-200 ppm.

· Bakteri Psedomonas flurescens diketahui sebagai penyakit yang sangat ganas yang menyerang ikan mas.Karena gejala akibat serangan penyakit ini adalah pendarahan dan bobok pada kulit,sertasirip ekor terkikis. Lantas,untuk mengendalikannya yakni dengan pemberian pakan yang dicampur oxytetracycline 25-30 mg/kg ikan atau sulafamerazine 200mg/kg ikan selama 7 hari berturut-turut.

· Bakteri aeromonas punctata penyakit yang sangat ganas dibandingkan dengan bakteri Psedomonas .Akibat serangan penyakit ini menimbulkan gejala pada ikan antara lain: warna badan suram/ tidak cerah,kulit kesat dan melepuh, cara bernafas mengap-mengap, kantong empedugembung,serta pendarahan dalam organ hati dan ginjal.Sebagai upaya pengendalian yang harus segera dilakukan yaitu melalui penyuntikan chloramphenicol 10-15 mg/kg ikan atau streptomycin 80-100 mg/kg ikan,dan pakan dicampur terramicine 50 mg/kg ikan selama 7 hariberturut-turut.


Lantas,sebagai upaya preventif (pencegahan) terhadap serangan hama maupun penyakit pada budidaya ikan mas,agar hasil panennya optimal sesuai yang diharapkan dan tidak mengalami gangguan,maka langkah preventifyang harus dilakukan antara lain: secara umum hal-hal yang dilakukan untuk dapat mencegah timbulnyapenyakit dan hama pada budidaya ikan mas: pengeringan dasar kolam secara teratur setiap selesai panen,pemeliharaan ikan yang benar-benar bebas penyakit,hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas,sistem pemasukan air yang ideal adalah paralel/ tiap kolam diberi satu pintu pemasukan air, pemberian pakan cukup baik kualitas maupun kuantitasnya,penanganan saat panen atau pemindahan benih hendaknya dilakukan secara hati-hati dan benar,serta biinatang seperti burung, siput atau ikan seribu/burayak/kambras (lebistus reticulatus peters) sebagai pembawa penyakit jangan dibiarkan masuk ke areal perkolaman

Selasa, 10 Juli 2012

Budidaya Sidat Peluang Usaha Menguntungkan


Ikan sidat atau disebut Sidat saja, sudah cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia dengan berbagai istilah misalnya Moa, Sogili dan lain-lain, namun budidaya sidat masih cukup jarang ditekuni. Hal ini disebabkan beberapa hal seperti belum populernya masakan sidat di tanah air, dan sulitnya bahan baku sidat. Selain itu harga sidat masih cukup relatif mahal sehingga sidat cenderung dipasarkan untuk keperluan ekspor. Secara umum ikan sidat konsumsi di Indonesia maupun diberbagai negara masih mengandalkan tangkapan alam. Bukan mustahil lambat laun ketersediaan ikan sidat akan semakin menipis. Kondisi ini sebenarnya menjadi peluang bisnis untuk menjajal peruntungan dari budidaya sidat.


Kendala utama dari budidaya sidat adalah ketersediaan bibit yang cukup sulit, hal ini disebabkan bibit sidat diperoleh dari tangkapan alam. Benih ikan sidat hasil budidaya memang belum bisa diandalkan untuk ketersediaan bibit. Konon memang ada yang sudah bisa menghasilkan benih ikan sidat, namun angka kematiannya cukup tinggi, sehinga praktis belum bisa mensuplai kebutuhan budidaya tepatnya pembesaran sidat.

Siklus Hidup Sidat,Gambar fao.org
Sidat sendiri memiliki siklus kehidupan yang cukup unik, masa hidupnya dihabiskan pada air tawar dan melakukan proses perkawinan dan pemijahan pada kawasan laut dalam. Anak sidat (Glass eel) perlahan-lahan menuju perairan tawar dan menghabiskan masa hidupnya di air tawar. Sidat baru menuju laut pada saat akan melakukan pemijahan.
Memelihara Sidat Masa Anakan (Glass Eel)

Anakan sidat atau disebut dengan Glass Eel biasanya diperoleh dari tangkapan alam dengan bobot sekitar 0.33 gram per ekor. Harganya glass eel lumayan mahal, bisa mencapai 900 ribu per kilogram. Namun satu kilogram glass eel terdiri atas ribuan benih sidat yang siap dibesarkan. Memelihara sidat pada usia ini merupakan masa yang rentan karena kematian glass eel cukup tinggi. Maka pada masa ini harus hati-hati dalam pemeliharaannya.

Pada tahap ini glass eel hasil tangkapan dikarantina pada bak fiber/akuarium/bak semen untuk disterilkan dari berbagai macam penyakit. Ukuran bak sekitar 3-4 m² dengan kepadatan tebar sekitar 10-15 kg/m2. Makanan yang diberikan untuk glass eel ini adalah pelet starter atau pakan alami seperti kutu air,larva ikan, cacing sutra dan lain-lain.
Pada saat ukuran sidat mencapai sekitar 5 gram/ekor, mereka dipindahkan ke kolam pemeliharaan yang lebih besar (6-8 m²) dan kepadatan tebar (50-75 kg / m²). Pada ukuran ini sidat sudah dapat mencerna pakan pellet kering (1 mm).
Pembesaran Sidat

Sidat dapat dibudidayakan secara intensif maupun ekstensif, jika tersedia lahan yang luas budidaya sidat dapat dilakukan di kolam dengan luas 1000 sampai dengan 1500 m². Ini biasa dilakukan oleh petani di Eropa. Namun jika tidak tersedia lahan yang cukup luas sidat dapat dibudidayakan pada bak fiber, bak semen atau bahkan kolam terpal.
Sistem ini terdiri dari tangki persegi atau lingkaran 25-100 m², biasanya dibangun dari semen atau fiberglass. Benih sidat yang ditebar pada ukuran 50 g,kepadatan mencapai hingga 100-150 kg / m².

Kolam Sidat, Foto sidatmoa.wordpress.com

Kolam untuk budidaya sidat diusahakan berwarna hijau dan diberi tempat untuk berlindung.Karena di habitat alam sidat biasa bersembunyi pada lubang dan dibalik bebatuan. Pada kolam pemeliharaan bisa diberikan pralon, ban bekas atau rumpon-rumpon sebagai tempat persembunyian.

Pemberian Pakan kering Extruded (1,5-3 mm) diberikankan beberapa kali sehari secara otomatis. Karena sidat merupakan tangkapan alam, perlu dibiasakan dengan makanan buatan pabrik, dengan melatihnya sedikit demi sedikit. Karena sidat merupakan binatang malam maka pemberian makan sidat baik diberikan pada malam hari atau waktu subuh.

Sidat sendiri merupakan binatang carnivora sehingga memberikan makanan alami seperti ikan runcah, keong, bekicot dan makanan-makanan lain sangat bagus untuk pertumbuhan dan perkembangan sidat. Selain itu sidat memiliki karakteristik menyukai makanan yang tenggelam, sehingga dalam memilih pelet pilih pelet yang teggelam.

Tingkat pertumbuhan individu sidat sangat berbeda,karena itu grading paling tidak setiap 6 minggu diperlukan dalam rangka untuk mencapai kinerja pertumbuhan yang tinggi secara keseluruhan. Grading dilakukan untuk memisahkan sidat yang pertumbuhannya cepat dan sidat yang lambat sehingga tidak kalah berebut makanan.
Pemanenan Sidat

Sidat biasa dikonsumsi pada ukuran sekitar 500 gram ke atas, namun ada pula yang mengkonsumsi ukuran di bawah itu. Sebelum dipanen sidat perlu dipuasakan terlebih dahulu. Satu atau dua hari sebelum pemanenan sidat tidak perlu diberi makan. Setelah panen dilakukan sidat hasil budidaya siap untuk dipasarkan. Selamat Mencoba.
 

Sample text

Sample Text